Langsung ke konten utama

Rambu Putar Balik

Rambu Putar Balik
Ada kalanya kita berkendara atau berjalan di suatu jalan. Kita baru ingat kalau kita salah jalan. Dan di situ didapatilah sebuah tanda rambu putar balik, lingkaran, berwarna biru putih, dan terdapat ikon anak panah yang dibengkokkan 180 derajat (mungkin yang terakhir ini rak masuk penjelasannya)

Begitulah kehidupan, adakalanya kita berjalan di jalan yang benar. Tiba-tiba ada sesuatu yang menggoda di perjalanan kita. Sebenarnya di situ terdapat rambu peringatan. Namun karena setan telah membuat lengah indera kita sehingga akhirnya kitapun masuk dalam perangkapnya. Di jalan tersebut(perangkap setan), untuk beberapa waktu kita akan terlena dalam kemaksiatan.

Allaah sangat menyayangi hamba-Nya, di sela kita meneruskan perjalanan di jalan yang seharusnya kita tidak tempuh tersebut, Allaah memunculkan sebuah rambu. Rambu putar balik. Kita pun terhenyak, tersadar. Kita salah jurusan. Setan telah menipu kita. Kali itu rambu tersebut merupakan rambu yang haq, bisa saja karena sebuah kebaikan yang pernah kita lakukan di masa lampau. Dan ingat, akan tetapi kasih sayang Allaah lah yang telah memberi kepada hamba-Nya petunjuk rambu tersebut. Petunjuk jalan yang pastinya diharapkan seorang hamba, agar tidak tersesat dalam perjalanan menuju Rabbnya.

Ihdinash-shiraathal mustaqiim. Tunjukilah kami jalan yang lurus, wahai Rabb kami.

Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DIY.
di Pondok Informatika Al Madinah, qabla maghrib.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuma Satu Paragraf

Kadang selalu ada halangan ketika kita mau menulis sesuatu. Tak punya ide untuk dituliskan. Tak menyisihkan waktu untuk menuliskan. Sengaja malas tak mengungkapkan. Tapi nyatanya, seharusnya jika kau memiliki sebuah ide, sepantasnya engkau ikat ide itu. Kata para ulama, jika kau menuntut ilmu, maka ikatlah ilmu itu dengan tulisan. Karena ia(ilmu) itu bagai binatang buruan yang akan dengan mudah lepas jika kau tak mengikatnya. Seperti judulnya. Ini cuma satu paragraf. Sekali lagi, jika kau punya ide, ikatlah ia! Publikasikan walau cuma satu paragraf!

Akar dari Dirimu

Pentingnya mengetahui nasab Kalau ditanya nama bapak dan nama ibu pasti semua pada tahu kan? Iya sih ngga semuanya juga. Tapi pada umumnya ya pada kenal lah, masak sama bapak ibunya ngga tahu. Sekarang coba naik level, Simbah? Mungkin juga pada tahu namanya. Buyut? Mungkin juga tahu namanya. Canggah? Mungkin beberapa juga yang tahu. Bagi yang masih keturunan keraton atau bangsawan, mungkin masih ada dokumen yang menampilkan nama-nama leluhurnya. Tapi bukan masalah kalian itu keturunan keraton atau bukan. Pernah mendengar tentang penyakit menurun bukan? Jika penyakit bisa menurun mengapa tidak dengan kebaikan? Manusia memiliki sifat. Sifatnya sangat beragam. Dalam satu individu, terdapat berbagai macam sifat yang dimilikinya. Diantara sifat yang dimilikinya, ada sifat-sifat yang menonjol atau menjadi ciri khas dari individu tersebut. Baik sifat yang baik atau sifat yang tidak baik. Jika kita mengenal dengan baik siapa mbah-mbah alias leluhur kita, bagaimana sifatn...

Pasar Gentan

Pagi Hari di Pasar Gentan Seperti biasa, pagi itu santri pergi ke pasar. Pasar Gentan namanya. Bagi yang sedang dapat piket masak, pagi itu mereka harus pergi ke pasar. Buat apa? Buat cari bahan untuk di masak. Pasar ini termasuk lama. Cuma bangunannya aja yang termasuk baru. Soalnya habis direnovasi sekitar lebih kurang 4-5 tahunan sebelum tulisan ini di tulis. Pasar ini terletak di pinggir Jalan Kaliurang km 10an. Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di pasar ini menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Ada sayur mayur, buah-buahan, daging ayam, ikan segar, bumbu dapur, dan beberapa stand jajanan pasar. Biasanya, Kami, santri yang sedang belanja ke pasar di amanahi titipan teman. Apa titipannya? Suruh beliin pukis, kalau nggak bubur kacang ijo. Jadilah belanja agak lama di pasar. Tapi tak apalah, nanti juga dapat bagian karena udah beliin. Haha. Tapi, di pasar ini saya sadar. Bahwa kehidupan memang keras. Pagi buta mereka sudah beran...