Adakalanya kita malas ketika ada seseorang yang menghampiri kita lalu berbicara ini dan itu. Dan seringnya itu sebenarnya juga masih teman sendiri. Adakalanya kita tidak ingin diganggu. Tapi teman kita sedang membutuhkan bantuan. Adakalanya kita ingin cepat. Tapi teman kita lambat.
Ya, seperti itulah kira-kira gambaran dari beberapa potongan hidup kita. Mengapa cuma potongan? Karena yakinlah itu tidaklah terjadi setiap hari. Adakalanya kedatangan mereka mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi diri ini. Misal saja, ketika kamu tak punya makanan, lalu temanmu datang membawa makanan. Tampak sangat jelas sekali raut kebahagiaanmu ketika makanan itu disuguhkan di depanmu.
Lalu mengapa kita tiba-tiba tak mau tahu ketika si teman ini datang membawa masalah? Bukankah tugas kita ikut meringankan bebannya? Dengan turut serta memikul beban masalah yang kini ia pikul.
Tahukah kamu? Bahwa ketika seorang berada dalam suatu permasalahan, maka nalurinya akan berkata supaya ia membagikan kesedihan, ketakutan akibat permasalahan yang menimpanya. Contoh mudahnya saja, membuat status di facebook, twitter, atau menceritakannya langsung kepada orang yang ia percayai.
Cara terakhir adalah salah satu cara yang efektif untuk mengurangi beban permasalahan yang menimpa diri. Lihat saja Nabi Muhammad (shalawat dan salam semoga selalu menyertainya) yang ketika menerima wahyu untuk kali pertama. Beliau meminta Khadijah untuk menyelimutinya, dan ketika beliau sudah merasa sedikit nyaman lalu beliau pun menceritakan kepada istrinya tentang apa yang telah terjadi terhadapnya. Dan Khadijah pun segera menenangkan beliau, menyemangatinya, dan mencarikan solusi dari permasalahan yang menimpa Rasulullah.
Maka daripada itu, hendaknya kita bersabar terhadap diri kita sendiri. Agar bisa menahan emosi yang kadang muncul ketika teman menampakkan tingkah tertentu. Hendaknya kita memaklumi dan menasehati jika perlu, tentu dengan cara yang baik, serta membantunya sekiranya kita mampu.
Wedomartani, 20 Juli 2019
pukul 23.10
Ya, seperti itulah kira-kira gambaran dari beberapa potongan hidup kita. Mengapa cuma potongan? Karena yakinlah itu tidaklah terjadi setiap hari. Adakalanya kedatangan mereka mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi diri ini. Misal saja, ketika kamu tak punya makanan, lalu temanmu datang membawa makanan. Tampak sangat jelas sekali raut kebahagiaanmu ketika makanan itu disuguhkan di depanmu.
Lalu mengapa kita tiba-tiba tak mau tahu ketika si teman ini datang membawa masalah? Bukankah tugas kita ikut meringankan bebannya? Dengan turut serta memikul beban masalah yang kini ia pikul.
Tahukah kamu? Bahwa ketika seorang berada dalam suatu permasalahan, maka nalurinya akan berkata supaya ia membagikan kesedihan, ketakutan akibat permasalahan yang menimpanya. Contoh mudahnya saja, membuat status di facebook, twitter, atau menceritakannya langsung kepada orang yang ia percayai.
Cara terakhir adalah salah satu cara yang efektif untuk mengurangi beban permasalahan yang menimpa diri. Lihat saja Nabi Muhammad (shalawat dan salam semoga selalu menyertainya) yang ketika menerima wahyu untuk kali pertama. Beliau meminta Khadijah untuk menyelimutinya, dan ketika beliau sudah merasa sedikit nyaman lalu beliau pun menceritakan kepada istrinya tentang apa yang telah terjadi terhadapnya. Dan Khadijah pun segera menenangkan beliau, menyemangatinya, dan mencarikan solusi dari permasalahan yang menimpa Rasulullah.
Maka daripada itu, hendaknya kita bersabar terhadap diri kita sendiri. Agar bisa menahan emosi yang kadang muncul ketika teman menampakkan tingkah tertentu. Hendaknya kita memaklumi dan menasehati jika perlu, tentu dengan cara yang baik, serta membantunya sekiranya kita mampu.
Wedomartani, 20 Juli 2019
pukul 23.10
Komentar
Posting Komentar