Setelah lama tidak menulis, baru ingat kalau punya hutang nulis sambungan kemarin. Ya sudah, langsung gas saja.
Beberapa waktu yang telah lalu, kami(saya dan temen-temen pondok) berolahraga pagi seperti biasa. Ada beberapa temen yang gak ikut entah kemana perginya. Setelah olahraga selesai, Ustadz pun mengingatkan kami seperti biasa, "jangan lupa bersih-bersih, sarapan, ...". Singkat cerita, Ustadz menyampaikan sesuatu yang baru yang belum pernah kami dengar sebelumnya dari beliau. Sebuah nasihat.
Peduli kepada teman. Itulah inti nasihat beliau. Lalu seperti apakah contoh riil dari bentuk kepedulian terhadap teman kita?
Ketika adzan berkumandang dan kita bangun sedang teman kita masih tidur, kita bagusnya membangunkannya.
Ketika teman melakukan sebuah kesalahan, nasihatilah ia di belakang tentu dengan nasihat yang lembut jua.
Ketika teman meminta bantuan dan kita sanggup melakukannya(tidak sedang punya udzur) serta itu merupakan sebuah kebaikan, tidak ada alasan yang kuat kita menolak memberi bantuan.
Dan masih banyak lagi. Itu semua menyiratkan bahwa berharap kita tidak hanya berteman ketika membutuhkan. Serta berharap bahwa kita berteman selamanya bahkan sampai di surga-Nya.
Jika kita adalah orang yang realitanya sering dibangunin untuk shalat, diingatkan ketika berkata kotor, banyak minta tolong ini itu dan dibantu, maka bersyukurlah anda punya teman-teman yang peduli, Teman-teman yang berharap kamu adalah temannya juga, di surga nantinya.
Wedomartani, qabla Maghrib, 29 Maret 2019
Beberapa waktu yang telah lalu, kami(saya dan temen-temen pondok) berolahraga pagi seperti biasa. Ada beberapa temen yang gak ikut entah kemana perginya. Setelah olahraga selesai, Ustadz pun mengingatkan kami seperti biasa, "jangan lupa bersih-bersih, sarapan, ...". Singkat cerita, Ustadz menyampaikan sesuatu yang baru yang belum pernah kami dengar sebelumnya dari beliau. Sebuah nasihat.
Peduli kepada teman. Itulah inti nasihat beliau. Lalu seperti apakah contoh riil dari bentuk kepedulian terhadap teman kita?
Ketika adzan berkumandang dan kita bangun sedang teman kita masih tidur, kita bagusnya membangunkannya.
Ketika teman melakukan sebuah kesalahan, nasihatilah ia di belakang tentu dengan nasihat yang lembut jua.
Ketika teman meminta bantuan dan kita sanggup melakukannya(tidak sedang punya udzur) serta itu merupakan sebuah kebaikan, tidak ada alasan yang kuat kita menolak memberi bantuan.
Dan masih banyak lagi. Itu semua menyiratkan bahwa berharap kita tidak hanya berteman ketika membutuhkan. Serta berharap bahwa kita berteman selamanya bahkan sampai di surga-Nya.
Jika kita adalah orang yang realitanya sering dibangunin untuk shalat, diingatkan ketika berkata kotor, banyak minta tolong ini itu dan dibantu, maka bersyukurlah anda punya teman-teman yang peduli, Teman-teman yang berharap kamu adalah temannya juga, di surga nantinya.
Wedomartani, qabla Maghrib, 29 Maret 2019
Komentar
Posting Komentar