Tak bisa dipungkiri manusia itu sangat beraneka ragam. Dari situlah kesabaran, keteguhan, ke-profesionalitas kita juga dipertanyakan. Sudahkah kita menjadi insan yang budiman?
Dalam beberapa kesempatan kita sering menemukan sebuah pilihan. Dan biasanya pilihan itu saling bertolak belakang. Yang satu baik, yang satu buruk. Untuk memilih pilihan tersebut, kita masih terbiasa berpikir karena ragu-ragu dalam memilih. Memang, pilihan yang baik kadang terasa pahit. Tapi ia akan berasa manis di akhir.
Tahu founder dari GOJEK? Berawal dari pemikiran, idealisme sederhana. Mencari solusi untuk mempermudah manusia-manusia di Jakarta agar tak bergelut dengan kemacetan arus lalu lintas di sana. Dan tentunya juga bisa menjadi lapangan kerja untuk mereka yang kesulitan mencari kerja. Maka terlahirlah apa yang sekarang kita lihat di jalan-jalan kota. Jaket hijau, helm hijau, banyak berlalu lalang melaksanakan masing-masing tugasnya. Ada yang mengantar penumpang, mengantar paketan, mengantar makanan. Dan yang pasti mereka sedang mengantarkan rezeki untuk orang-orang yang disayanginya.
Berawal dari niat mulia untuk membantu berbagai jenis manusia, mereka melangkah. Setelah satu dua langkah, usaha mulia itu menemui banyak pro dan kontra. Mereka tetap melangkah, dan tak menyangka bahwa idealisme sederhana yang mereka usahakan ternyata melanglang buana dan membuka sebuah jalan baru bagi para pencari kerja.
Sisi lainnya yang jadi penekanan ialah, kebaikan akan membuahkan banyak kebaikan yang lain.
Jika kita mengaca kepada manusia terbaik yang pernah ada di dunia ini, yakni Rasuulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam. Beliau melakukan kebaikan-kebaikan tanpa berpikir panjang. Di awal kehidupannya, beliau adalah orang yang dikenal kejujurannya, akhlaknya yang mulia, dan kepiawaian beliau dalam segala hal. Ketika beliau mendakwahkan Islam yang lain dan tak bukan adalah sebuah kebaikan, maka beliau pun dicap sebagai seorang penyihir, orang gila, dukun serta julukan-julukan keji lainnya.
Apa yang terjadi di masa beliau mendekati ajalnya? Ternyata banyak orang berbondong-bondong mengikuti apa yang telah beliau sampaikan. Dan menyebarkannya hingga sampai kepada pembaca yang sedang membaca tulisan ini.
Dan lihatlah sejarah. Apa yang telah dilakukan oleh ummatnya yang teguh mengikuti sunnahnya. Sebuah peradaban besar pernah terlahir dari rahim kaum muslimin. Meskipun kini peradaban itu memudar, jika pembaca adalah seorang muslim sejati, maka tugas kita untuk menerangkannya kembali.
Kebaikan akan membuahkan banyak kebaikan yang lain.
Diketik di Pondok tercinta,
@Pondok Informatika Al Madinah Yogyakarta,
Wedomartani, Ngemplak 55584, Sleman, DIY
Komentar
Posting Komentar