Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Apa yang Kau Ambil Dari Kawan (Bagian I)

Apakah kamu memiliki teman? Mestinya punya. Dengan beragam keunikan yang dimiliki setiap individu tersebut, kita sering berinteraksi dengan mereka. Punya sebuah cermin? Kalau kau tidak punya, maka akan kukatakan bahwa teman adalah cerminan dari kita. Kurang lebih seperti itu. Apa yang kita lakukan akan merefleksikan siapa diri kita. Misal saja nih ya jika kita berteman dengan pemain moba. Kemudian kita sering duduk di sampingnya yang mana dia sedang men dulek-dulek smartphonenya. Maka secara tidak langsung kita pasti juga sedikit banyak tahu tentang apa yang berhubungan dengan moba. Double kill, enemy killing spree, victory, dan segenap keluarga kosakata yang ada di sana. Tapi bukan hanya itu saja yang kumaksud. Di lain hal yang bisa berpengaruh untuk kita ya, ia jadi nggak bisa diganggu gugat kalau sedang main moba dan yang sejenisnya. Ketika kita ajak dia makan misalnya, terkadang si dia lebih memprioritaskan moba ketimbang makan bareng. Ia jadi tak acuh dengan kita.

Disalahkan Itu?

Disalahkan itu sakit. Gimana nggak sakit. Lha wong menurut kita benar, tapi ternyata sebuah definisi yang lebih kuat menyatakannya salah. Ya tak apa. Jika sudah sering salah, nanti bisa jadi lupa rasa sakitnya. Disalahkan itu wajar. Wajar. Karena hal yang salah memang harus dibenarkan. Naluri manusia bilangnya begitu. Yang nggak wajar itu kalau kamu salah terus, padahal udah diingetin. Disalahkan itu biasa aja. Beberapa orang bisa menanggapi saran kritikan dan omelan dari kawan maupun lawan dengan lapang dada tanpa terlalu memikirkannya. Katanya, kalau terlalu dipikirkan malah nanti jadi stress. Disalahkan itu tanda perhatian. Dia yang sering menyalahkanmu bisa jadi adalah orang yang memberi perhatian besar padamu. Ciee, hahaha. Jadi, boleh dong sering-sering berbuat salah? Ya jangan. Nanti malah si dia jadi males sama kamu. Wong salah itu datangnya tiba-tiba. Tiba-tiba disalahkan. Disalahkan itu segera dibenahi. Belajarlah dari kesalahanmu.

Kebaikan Berbuah Kebaikan

Tak bisa dipungkiri manusia itu sangat beraneka ragam. Dari situlah kesabaran, keteguhan, ke-profesionalitas kita juga dipertanyakan. Sudahkah kita menjadi insan yang budiman? Dalam beberapa kesempatan kita sering menemukan sebuah pilihan. Dan biasanya pilihan itu saling bertolak belakang. Yang satu baik, yang satu buruk. Untuk memilih pilihan tersebut, kita masih terbiasa berpikir karena ragu-ragu dalam memilih. Memang, pilihan yang baik kadang terasa pahit. Tapi ia akan berasa manis di akhir. Tahu founder dari GOJEK? Berawal dari pemikiran, idealisme sederhana. Mencari solusi untuk mempermudah manusia-manusia di Jakarta agar tak bergelut dengan kemacetan arus lalu lintas di sana. Dan tentunya juga bisa menjadi lapangan kerja untuk mereka yang kesulitan mencari kerja. Maka terlahirlah apa yang sekarang kita lihat di jalan-jalan kota. Jaket hijau, helm hijau, banyak berlalu lalang melaksanakan masing-masing tugasnya. Ada yang mengantar penumpang, mengantar paketan, mengantar mak

Mengapa Ada Orang yang Menulis?

Kali ini yang teman-teman baca adalah sebuah tulisan juga. Sebuah tulisan digital, hasil ketikan, rekaman kode-kode elektronik. Bukan sebuah bentuk goresan batang keras yang memiliki atom karbon di dalamnya. Haha. Dahulu, manusia sebenarnya belum mengenal tulisan. Lalu untuk apa mereka menulis? Tentunya ada banyak kepentingan di dalamnya. Dengan menulis, informasi dapat tersampaikan tanpa harus berbicara dengan lisan. Dalam banyak kasus, manusia zaman dahulu meninggalkan sebuah tulisan sebagai tanda sejarah. Diantara contohnya ialah prasasti-prasasti yang diukir di permukaan batu, wasiat yang ditulis di lembaran daun papyrus, dan ayat-ayat kisah yang ditulis pada gulungan kulit. Hingga ketika kertas ditemukan oleh bangsa Cina, perkembangan tulis-menulis semakin pesat. Raja-raja mengirimkan pesan kepada bawahannya, para penyair menuliskan bait-bait sajaknya, serta para ilmuwan yang menuliskan karyanya. Dari hari ke hari perkembangan teknologi penulisan pun semakin maju. Dan tu