Langsung ke konten utama

Postingan

Pasar Gentan

Pagi Hari di Pasar Gentan Seperti biasa, pagi itu santri pergi ke pasar. Pasar Gentan namanya. Bagi yang sedang dapat piket masak, pagi itu mereka harus pergi ke pasar. Buat apa? Buat cari bahan untuk di masak. Pasar ini termasuk lama. Cuma bangunannya aja yang termasuk baru. Soalnya habis direnovasi sekitar lebih kurang 4-5 tahunan sebelum tulisan ini di tulis. Pasar ini terletak di pinggir Jalan Kaliurang km 10an. Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di pasar ini menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Ada sayur mayur, buah-buahan, daging ayam, ikan segar, bumbu dapur, dan beberapa stand jajanan pasar. Biasanya, Kami, santri yang sedang belanja ke pasar di amanahi titipan teman. Apa titipannya? Suruh beliin pukis, kalau nggak bubur kacang ijo. Jadilah belanja agak lama di pasar. Tapi tak apalah, nanti juga dapat bagian karena udah beliin. Haha. Tapi, di pasar ini saya sadar. Bahwa kehidupan memang keras. Pagi buta mereka sudah beran
Postingan terbaru

Bersikap Sok Sibuk?

Terkadang sebenarnya kita ini sedang nggak sibuk. Tapi ngakunya sibuk. Ya begitulah manusia. Lalu bagaimanakah cara kita menyikapi diri sendiri yang sukanya sok sibuk? Sebenarnya, hidup ini bagusnya ya kita sibukkan dengan kebaikan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, segala hal yang kita lakukan dalam keseharian kita adalah kesibukan yang bermakna. Tidak hampa. Dari 24 jam yang ada, kita alokasikan waktu untuk setiap kegiatan yang akan kita lakukan. Alangkah bagusnya ketika mau tidur kita sudah muhasabah terhadap apa yang telah kita lakukan di hari itu dan telah memikirkan apa yang akan kita lakukan esok hari. Dalam kasus ini, ya semacam rencana "Mau buat baik apa saja besok?". Setelah itu, di pagi harinya hendaknya kita berusaha melakukan apa-apa yang telah kita rencanakan saban hari. Dan mulai menyibukkan dengan aktivitas kebaikan. Jika sekiranya sedang santai, cari tambahan kegiatan yang bermanfaat. Kalaupun lagi lelah dan butuh istirahat, ya bolehlah isti

Bersikap Bodo Amat?

Adakalanya kita malas ketika ada seseorang yang menghampiri kita lalu berbicara ini dan itu. Dan seringnya itu sebenarnya juga masih teman sendiri. Adakalanya kita tidak ingin diganggu. Tapi teman kita sedang membutuhkan bantuan. Adakalanya kita ingin cepat. Tapi teman kita lambat. Ya, seperti itulah kira-kira gambaran dari beberapa potongan hidup kita. Mengapa cuma potongan? Karena yakinlah itu tidaklah terjadi setiap hari. Adakalanya kedatangan mereka mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi diri ini. Misal saja, ketika kamu tak punya makanan, lalu temanmu datang membawa makanan. Tampak sangat jelas sekali raut kebahagiaanmu ketika makanan itu disuguhkan di depanmu. Lalu mengapa kita tiba-tiba tak mau tahu ketika si teman ini datang membawa masalah? Bukankah tugas kita ikut meringankan bebannya? Dengan turut serta memikul beban masalah yang kini ia pikul. Tahukah kamu? Bahwa ketika seorang berada dalam suatu permasalahan, maka nalurinya akan berkata supaya ia membagikan kesedih

Cuma Duduk Kok

Ketika kita melakukan sesuatu dengan senang hati, konon katanya tak kan terasa melelahkan. Tapi ada beberapa hal yang kelihatannya gak melelahkan nyatanya sangat melelahkan. Apa itu? Majelis ilmu. Di situ sebenarnya cuma duduk, mendengarkan, dan bertanya jika diperlukan. Mungkin jika majelisnya cuma satu jam, bisalah kita bertahan menutup mata dan telinga. Tapi bagaimana dengan daurah satu hari penuh? Hanya orang yang kuat saja yang bisa bertahan. Mengapa bisa seberat itu. Karena sejatinya faedah ilmu yang kita dapat mempunyai hak untuk dilaksanakan, diimplementasikan dalam kehidupan. Jika masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tanpa pengamalan dan disimpan dalam sanubari, maka keringlah hati ini. Maka, bersabarlah dalam menuntut ilmu. Karena menuntut ilmu syar'i itu kewajiban bagi setiap muslim. Tidak ada alasan untuk kita tidak berusaha mencari ilmu ini. Penderitaan yang berat ketika menuntut ilmu akan berbuah manis di akhir nanti. Wedomartani, ba'da Isya. Di

Rambu Putar Balik

Rambu Putar Balik Ada kalanya kita berkendara atau berjalan di suatu jalan. Kita baru ingat kalau kita salah jalan. Dan di situ didapatilah sebuah tanda rambu putar balik, lingkaran, berwarna biru putih, dan terdapat ikon anak panah yang dibengkokkan 180 derajat (mungkin yang terakhir ini rak masuk penjelasannya) Begitulah kehidupan, adakalanya kita berjalan di jalan yang benar. Tiba-tiba ada sesuatu yang menggoda di perjalanan kita. Sebenarnya di situ terdapat rambu peringatan. Namun karena setan telah membuat lengah indera kita sehingga akhirnya kitapun masuk dalam perangkapnya. Di jalan tersebut(perangkap setan), untuk beberapa waktu kita akan terlena dalam kemaksiatan. Allaah sangat menyayangi hamba-Nya, di sela kita meneruskan perjalanan di jalan yang seharusnya kita tidak tempuh tersebut, Allaah memunculkan sebuah rambu. Rambu putar balik. Kita pun terhenyak, tersadar. Kita salah jurusan. Setan telah menipu kita. Kali itu rambu tersebut merupakan rambu yang haq, bisa saj

Apa yang Kau Ambil Dari Kawan (Bagian II)

Setelah lama tidak menulis, baru ingat kalau punya hutang nulis sambungan kemarin. Ya sudah, langsung gas saja. Beberapa waktu yang telah lalu, kami(saya dan temen-temen pondok) berolahraga pagi seperti biasa. Ada beberapa temen yang gak ikut entah kemana perginya. Setelah olahraga selesai, Ustadz pun mengingatkan kami seperti biasa, "jangan lupa bersih-bersih, sarapan, ...". Singkat cerita, Ustadz menyampaikan sesuatu yang baru yang belum pernah kami dengar sebelumnya dari beliau. Sebuah nasihat. Peduli kepada teman. Itulah inti nasihat beliau. Lalu seperti apakah contoh riil dari bentuk kepedulian terhadap teman kita? Ketika adzan berkumandang dan kita bangun sedang teman kita masih tidur, kita bagusnya membangunkannya. Ketika teman melakukan sebuah kesalahan, nasihatilah ia di belakang tentu dengan nasihat yang lembut jua. Ketika teman meminta bantuan dan kita sanggup melakukannya(tidak sedang punya udzur) serta itu merupakan sebuah kebaikan, tidak ada alasan y

Apa yang Kau Ambil Dari Kawan (Bagian I)

Apakah kamu memiliki teman? Mestinya punya. Dengan beragam keunikan yang dimiliki setiap individu tersebut, kita sering berinteraksi dengan mereka. Punya sebuah cermin? Kalau kau tidak punya, maka akan kukatakan bahwa teman adalah cerminan dari kita. Kurang lebih seperti itu. Apa yang kita lakukan akan merefleksikan siapa diri kita. Misal saja nih ya jika kita berteman dengan pemain moba. Kemudian kita sering duduk di sampingnya yang mana dia sedang men dulek-dulek smartphonenya. Maka secara tidak langsung kita pasti juga sedikit banyak tahu tentang apa yang berhubungan dengan moba. Double kill, enemy killing spree, victory, dan segenap keluarga kosakata yang ada di sana. Tapi bukan hanya itu saja yang kumaksud. Di lain hal yang bisa berpengaruh untuk kita ya, ia jadi nggak bisa diganggu gugat kalau sedang main moba dan yang sejenisnya. Ketika kita ajak dia makan misalnya, terkadang si dia lebih memprioritaskan moba ketimbang makan bareng. Ia jadi tak acuh dengan kita.