Langsung ke konten utama

Benda yang Kau Masukkan Dalam Perut Lewat Mulut

Pengaruh Makanan

Kali ini tulisan ini berawal dari sebuah status WhatsApp (lagi). Seorang teman saya membuat status yang berisikan tautan lembar survei penelitian tentang lingkungan sekitar responden. Dan baru sampai pertanyaan pertama, form tersebut ana screenshot dan sebagai kaum nyinyirun langsung dah auto buat status. Hihihi.

Di situ ada sebuah kalimat pertanyaan yang sangat mengusik ana. Dimana pilihannya menurut saya memang benar semua. Usut punya usut ternyata pemikiran ana yang sempit. Mereka yang buat form pasti punya tujuan tertentu bukan? Dan benar saja beberapa waktu kemudian ana di japri dah. Dalam hati nih, kena kamu Dib.

Pertanyaan tersebut berbunyi, "Menurut mu apa yang mempengarui seseorang memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan gendernya?". Dan pilihan jawabannya adalah, faktor lingkungan -kah, faktor keturunan -kah atau faktor makanan -kah. Bagi ana semua pilihan itu benar di manapun kasusnya. Dan bodohnya ana yang gak tau memang itu disengaja, dalam artian manakah yang dominan dari ketiga pengaruh tersebut.

Setelah ana pikir-pikir, sepertinya faktor makanan memang paling dominan di antara ketiga pilihan tersebut. Why? Kenapa makanan?

Dari sisi ilmu biologi, manusia membutuhkan makanan sebagai sumber daya energi menggerakkan mesin-mesin yang terdapat dalam tubuh manusia. Manusia membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, beserta unsur-unsur lainnya yang mana beberapa dari unsur tersebut bisa ditemukan di beberapa makanan.

Jika didalami lagi, banyak sekali aturan makan yang harus diterapkan jika tak ingin badan menjadi kacau. Misalnya saja untuk ibu hamil, terdapat larangan makan itu, di samping juga terdapat anjuran untuk makan ini.

Islam sebagai Ad Diin yang sempurna telah memberikan solusi untuk segala problematika kehidupan manusia. Tinggal bagaimana kita mengimaninya atau kah meragukannya. Tapi ya maklum saja manusia itu banyak membantahnya.

Mengapa Allaah mengharamkan khamr? Karena khamr lebih banyak madharatnya ketimbang manfaatnya. Mengapa Allaah mengharamkan babi? Kita harus meyakini bahwa ada madharat yang sangat besar jika kita memakannya atau sekedar memeliharanya. Mengapa kalau minum harus duduk? Mengapa kalau makan tidak boleh sambil berdiri? Mengapa? 

Sejatinya kita tidak dilarang untuk bertanya mengapa. Tapi adakalanya iman itu tidak butuh pembuktian. Kalaupun kita bertanya mengapa, itu bertujuan untuk semakin meyakinkan iman kita. Seperti kisah Nabi Ibrahim 'Alayhis Salaam yang bertanya bagaimana Allaah menghidupkan makhluk yang telah mati.

Kembali ke makanan. Islam melarang kita memakan makanan yang haram. Baik haram secara zat maupun haram secara bagaimana memperoleh makanan tersebut. Di dalam Al Qur'an Allaah memerintahkan manusia untuk memakan makanan yang thayyib(baik) dan beramal shalih(Al Mu'min ayat 51).  Mengapa Allaah menyandingkan makan makanan yang baik dengan beramal shalih? Karena makanan yang baik akan berpengaruh kepada yang baik juga. Berarti jika memakan makanan yang buruk maka akan berpengaruh buruk pula. Benarkah?

Belum lama ini ana melihat video di YouTube. Video dari channel Kurgesagt dengan judul How Bacteria Rule Over Your Body : The Microbiome. Video ini murni hasil ilmu pengetahuan tanpa menyinggung agama. Ana harap antum sekalian melihatnya. Karena videonya berbahasa Inggris kalau ana mah pakek subtitel.  Inti dari video ini adalah bahwa apa yang kita makan pun bisa mempengaruhi keadaan hati/perasaan/emosi dalam diri kita. Dan benarlah firman Allaah dan sabda Rasul-Nya.

Manusia berkumpul berkelompok membentuk lingkungan, salah satunya untuk mencari makan. Jika mereka makan makanan yang baik maka mereka pun akan menjadi baik. Dan keturunan yang lahir nanti juga pastinya kan baik. Jadi telitilah makananmu. Halal atau haram? Karena makanan akan membentuk lingkungan di sekitarmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersikap Sok Sibuk?

Terkadang sebenarnya kita ini sedang nggak sibuk. Tapi ngakunya sibuk. Ya begitulah manusia. Lalu bagaimanakah cara kita menyikapi diri sendiri yang sukanya sok sibuk? Sebenarnya, hidup ini bagusnya ya kita sibukkan dengan kebaikan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, segala hal yang kita lakukan dalam keseharian kita adalah kesibukan yang bermakna. Tidak hampa. Dari 24 jam yang ada, kita alokasikan waktu untuk setiap kegiatan yang akan kita lakukan. Alangkah bagusnya ketika mau tidur kita sudah muhasabah terhadap apa yang telah kita lakukan di hari itu dan telah memikirkan apa yang akan kita lakukan esok hari. Dalam kasus ini, ya semacam rencana "Mau buat baik apa saja besok?". Setelah itu, di pagi harinya hendaknya kita berusaha melakukan apa-apa yang telah kita rencanakan saban hari. Dan mulai menyibukkan dengan aktivitas kebaikan. Jika sekiranya sedang santai, cari tambahan kegiatan yang bermanfaat. Kalaupun lagi lelah dan butuh istirahat, ya bolehlah isti

Makan Bangku Sekolah

Makan Bangku Sekolah Ungkapan (judul) di atas mungkin sudah tak asing di telinga kawan-kawan. Mayoritas di masa kini, tentu kalian juga pernah memakannya bukan. Tulisan ini saya khususkan untuk sebuah kalimat yang saya buat di status WhatsApp beberapa waktu sebelum saya menulis blog ini. Kalimat tersebut tertulis… Sekolah Sik Wahh.. (Terkenal, bergengsi) Kalah Karo madrasah Sik barokah Kita mulai dari kata sekolah . Sekolah adalah kata serapan dari bahasa Inggris (school), yang berarti sebuah tempat untuk belajar. Akhiran -ah dalam bahasa Indonesia, terpengaruh dari serapan bahasa Arab. Tepatnya akhiran (ة) ta’ marbuthah yang di baca waqaf. Kata Sik berarti yang , dalam bahasa Indonesia. Kata wah adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan kekaguman atau rasa kagum terhadap suatu subjek/objek. Kata kalah Karo memiliki makna kalah dengan. Kelompok kata tersebut digunakan untuk menyatakan perbandingan. Kata madrasah merupakan serapan dari bahasa Arab مدرسة y

Apa yang Kau Ambil Dari Kawan (Bagian I)

Apakah kamu memiliki teman? Mestinya punya. Dengan beragam keunikan yang dimiliki setiap individu tersebut, kita sering berinteraksi dengan mereka. Punya sebuah cermin? Kalau kau tidak punya, maka akan kukatakan bahwa teman adalah cerminan dari kita. Kurang lebih seperti itu. Apa yang kita lakukan akan merefleksikan siapa diri kita. Misal saja nih ya jika kita berteman dengan pemain moba. Kemudian kita sering duduk di sampingnya yang mana dia sedang men dulek-dulek smartphonenya. Maka secara tidak langsung kita pasti juga sedikit banyak tahu tentang apa yang berhubungan dengan moba. Double kill, enemy killing spree, victory, dan segenap keluarga kosakata yang ada di sana. Tapi bukan hanya itu saja yang kumaksud. Di lain hal yang bisa berpengaruh untuk kita ya, ia jadi nggak bisa diganggu gugat kalau sedang main moba dan yang sejenisnya. Ketika kita ajak dia makan misalnya, terkadang si dia lebih memprioritaskan moba ketimbang makan bareng. Ia jadi tak acuh dengan kita.