Langsung ke konten utama

Di mana kamu jajan? Rak nyambung!

Di mana kamu jajan? Rak nyambung!

Apakah kalian sudah baca postingan sebelumnya? Kalau belum ya nggak papa sih... Ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Part 2 dari “Di mana kamu jajan?”

Ada kalanya kita itu baiknya jajan di warung tetangga daripada jajan di mall atau di toko-toko yang pemiliknya itu orang asing. Tapi di lain hal kita juga tidak bisa memungkiri bahwa tidak semua barang itu kita bisa buat sendiri. Ini sekaligus menjadi PR bagi kita yang katanya generasi penerus bangsa, untuk mandiri dengan memproduksi barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dari hasil usaha kita sendiri.

Sejak dahulu bukankah presiden kita itu mempunyai program pemberdayaan pangan. Tapi kenyataannya kita masih mengimpor. Maka menjadi tugas kita bersama untuk memuliakan pembajak sawah. Para mahasiswa yang sekarang kuliah di fakultas pertanian harus benar-benar menciptakan sebuah temuan yang sekiranya berguna bagi para petani kita.

Di bidang pertambangan, kini yang notabenenya sedang Agustusan, pihak asing sedang asyik mengeruk tambang. Kita hanya asyik tarik tambang. Oleh karena itu teman-temanku yang sekarang sedang belajar di fakultas pertambangan, kalian harus belajar dengan tenanan sehingga kita bisa mengolah hasil tambang dari Bumi Pertiwi ini secara mandiri.

Jika kita melihat rupiah yang semakin melemah, bukankah dari dulu kita bertanya kapan sih 1 dolar Rp1,00? Maka daripada itu kalian yang sekarang sedang menggeluti dunia ekonomi pelajarilah dengan sungguh-sungguh bagaimana caranya negara-negara ini tidak dijajah dalam perekonomiannya.

Di bidang pendidikan, katanya negara kita ini tertinggal jauh dari negara lain. Tapi sudahkah ada perubahan di dalam pendidikan kita? Rasa-rasanya siswa-siswa zaman sekarang hanya merasa terbebani dan seperti tidak memiliki arah yang jelas.

Nyatanya, “Di mana kamu jajan?” melibatkan banyak hal, mulai dari pertanian sampai pendidikan. Hati-hati, jajan di luaran bisa bikin kecanduan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersikap Sok Sibuk?

Terkadang sebenarnya kita ini sedang nggak sibuk. Tapi ngakunya sibuk. Ya begitulah manusia. Lalu bagaimanakah cara kita menyikapi diri sendiri yang sukanya sok sibuk? Sebenarnya, hidup ini bagusnya ya kita sibukkan dengan kebaikan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, segala hal yang kita lakukan dalam keseharian kita adalah kesibukan yang bermakna. Tidak hampa. Dari 24 jam yang ada, kita alokasikan waktu untuk setiap kegiatan yang akan kita lakukan. Alangkah bagusnya ketika mau tidur kita sudah muhasabah terhadap apa yang telah kita lakukan di hari itu dan telah memikirkan apa yang akan kita lakukan esok hari. Dalam kasus ini, ya semacam rencana "Mau buat baik apa saja besok?". Setelah itu, di pagi harinya hendaknya kita berusaha melakukan apa-apa yang telah kita rencanakan saban hari. Dan mulai menyibukkan dengan aktivitas kebaikan. Jika sekiranya sedang santai, cari tambahan kegiatan yang bermanfaat. Kalaupun lagi lelah dan butuh istirahat, ya bolehlah isti

Makan Bangku Sekolah

Makan Bangku Sekolah Ungkapan (judul) di atas mungkin sudah tak asing di telinga kawan-kawan. Mayoritas di masa kini, tentu kalian juga pernah memakannya bukan. Tulisan ini saya khususkan untuk sebuah kalimat yang saya buat di status WhatsApp beberapa waktu sebelum saya menulis blog ini. Kalimat tersebut tertulis… Sekolah Sik Wahh.. (Terkenal, bergengsi) Kalah Karo madrasah Sik barokah Kita mulai dari kata sekolah . Sekolah adalah kata serapan dari bahasa Inggris (school), yang berarti sebuah tempat untuk belajar. Akhiran -ah dalam bahasa Indonesia, terpengaruh dari serapan bahasa Arab. Tepatnya akhiran (ة) ta’ marbuthah yang di baca waqaf. Kata Sik berarti yang , dalam bahasa Indonesia. Kata wah adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan kekaguman atau rasa kagum terhadap suatu subjek/objek. Kata kalah Karo memiliki makna kalah dengan. Kelompok kata tersebut digunakan untuk menyatakan perbandingan. Kata madrasah merupakan serapan dari bahasa Arab مدرسة y

Apa yang Kau Ambil Dari Kawan (Bagian I)

Apakah kamu memiliki teman? Mestinya punya. Dengan beragam keunikan yang dimiliki setiap individu tersebut, kita sering berinteraksi dengan mereka. Punya sebuah cermin? Kalau kau tidak punya, maka akan kukatakan bahwa teman adalah cerminan dari kita. Kurang lebih seperti itu. Apa yang kita lakukan akan merefleksikan siapa diri kita. Misal saja nih ya jika kita berteman dengan pemain moba. Kemudian kita sering duduk di sampingnya yang mana dia sedang men dulek-dulek smartphonenya. Maka secara tidak langsung kita pasti juga sedikit banyak tahu tentang apa yang berhubungan dengan moba. Double kill, enemy killing spree, victory, dan segenap keluarga kosakata yang ada di sana. Tapi bukan hanya itu saja yang kumaksud. Di lain hal yang bisa berpengaruh untuk kita ya, ia jadi nggak bisa diganggu gugat kalau sedang main moba dan yang sejenisnya. Ketika kita ajak dia makan misalnya, terkadang si dia lebih memprioritaskan moba ketimbang makan bareng. Ia jadi tak acuh dengan kita.