Langsung ke konten utama

Review Avengers dari Kacamata Lain

Avengers : Infinty War


Review Film Dari Kacamata Muslim


Jika melihat film ini, rasanya memang banyak dari kita yang suka sama superhero-superhero macam Spiderman, Antman, Aquaman dan kawan-kawannya(ane pun juga). Tentu saja dengan alur yang sama sekali jauh berbeda dengan sinetron yang ada di Indonesia. Mungkin ini alasan mengapa pemutaran perdana Avergers : Infinity War di “play” di bioskop Nusantara.


 Terlepas dari perbedaan ulama tentang hukum nonton film macam ini, ane mau corat-coret dikit tentang ini film. Udah pada nonton trailernya bukan? Udah pada baca berita? Atau udah pada nonton? Kabar-kabarnya sih ada tokoh yang mati gitu. Tapi ane juga gak mau kasih spoiler beneran ada yang mati atau enggak.


Seperti yang kita tahu, setiap tokoh superhero di MARVEL punya sifat khasnya masing-masing. Hulk dengan sifat pemarahnya, Iron Man dengan kejeniusannya, Deadpool dengan percandaan yang berlebih, Captain America dengan kepemimpinannya dan begitulah setiap tokoh punya egonya masing-masing. Hal ini menyebabkan seringkali ada percekcokan antar superhero. Dan bagi yang udah liat Civil War pasti tahu maksud kalimat ane sebelumnya.


 Berhubung kali ini mereka di dunia MARVEL menghadapi musuh yang lebih besar dari biasanya, menyebabkan mereka entah terpaksa atau ikhlas ya bersatu yang kita kenal dengan Avengers itu. Bisa bayangin luar biasanya mereka nggak? Kira-kira apa masih sempet berantem nglawan Thanos yang sangat kuat? Apa yang terjadi kalo mereka kekeuh sama egonya masing-masing?


Nah ane mulai coretan yang sebenarnya ingin ane ungkapken.


Dalam serial MARVEL, ada berapa banyak tokoh superhero yang udah mereka buat? Banyak bukan? Apakah mereka nyata atau hanya fiksi? Dari sini kita tahu bahwa mereka sampe rela ngeluarin uang banyak untuk membuat cerita karangan itu. Dan kita pun rela merogoh kocek kita dalam-dalam untuk pergi ke bioskop. Iya bukan? Setelah kita pulang dari bioskop mungkin salah satu dari pembaca ada yang ngimpi jadi superhero macam di film(Kalo yang ini receh). Tapi jarang dari kita yang mikir out of the box. Mungkin ada beberapa yang mikir itu film buatnya gimana? Kalau ane bisa buat film macem tu bisa kaya ane. Hehehe. Butuh berapa lama tuh Si Thor bisa buat tubuhnya jadi ideal macam iklan Ele-men. Hihihi.


Kalopun ane mikir out of the box, mungkin kalimat ini juga fiksi. Kalo ane liat-liat ada pelajarannya nih film. Kita harus pintar Fisika kalo mau bisa bikin baju kayak Iron Man. Ehehehe bukan itu ding maksud ane. Kalo fisika sih ane juga up so far. Hahaha.


Jadi gini man teman, berhubung ane muslim, kita mestinya segera bersatu apapun harakahnya. Apa kita harus menunggu Dajjal datang untuk bersatu. Kita harus selangkah lebih maju dari Avengers yang lawannya cuma Thanos. Mungkin ini film juga sebuah sindiran untuk kita yang sibuk dengan harakahnya masing-masing, tapi tak mempedulikan persatuan Islam yang udah mendekati akhir zaman dengan musuh yang lebih sangar ketimbang Thanos.


Jika setiap harakah di dalam tubuh Islam itu ibarat superhero, maka perkumpulan harakah itu bisa dinamai...(boleh saran di komentar) Dan bukan tidak mungkin perkumpulan ini akan jadi lebih viral ketimbang Avengers.


Matur nuwun sudah mbaca coretan ane, semoga ada manfaatnya, mohon maaf jika ada salah kata, syukran Jazaakumullaahu khairan. Keep hamasah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuma Satu Paragraf

Kadang selalu ada halangan ketika kita mau menulis sesuatu. Tak punya ide untuk dituliskan. Tak menyisihkan waktu untuk menuliskan. Sengaja malas tak mengungkapkan. Tapi nyatanya, seharusnya jika kau memiliki sebuah ide, sepantasnya engkau ikat ide itu. Kata para ulama, jika kau menuntut ilmu, maka ikatlah ilmu itu dengan tulisan. Karena ia(ilmu) itu bagai binatang buruan yang akan dengan mudah lepas jika kau tak mengikatnya. Seperti judulnya. Ini cuma satu paragraf. Sekali lagi, jika kau punya ide, ikatlah ia! Publikasikan walau cuma satu paragraf!

Akar dari Dirimu

Pentingnya mengetahui nasab Kalau ditanya nama bapak dan nama ibu pasti semua pada tahu kan? Iya sih ngga semuanya juga. Tapi pada umumnya ya pada kenal lah, masak sama bapak ibunya ngga tahu. Sekarang coba naik level, Simbah? Mungkin juga pada tahu namanya. Buyut? Mungkin juga tahu namanya. Canggah? Mungkin beberapa juga yang tahu. Bagi yang masih keturunan keraton atau bangsawan, mungkin masih ada dokumen yang menampilkan nama-nama leluhurnya. Tapi bukan masalah kalian itu keturunan keraton atau bukan. Pernah mendengar tentang penyakit menurun bukan? Jika penyakit bisa menurun mengapa tidak dengan kebaikan? Manusia memiliki sifat. Sifatnya sangat beragam. Dalam satu individu, terdapat berbagai macam sifat yang dimilikinya. Diantara sifat yang dimilikinya, ada sifat-sifat yang menonjol atau menjadi ciri khas dari individu tersebut. Baik sifat yang baik atau sifat yang tidak baik. Jika kita mengenal dengan baik siapa mbah-mbah alias leluhur kita, bagaimana sifatn...

Pasar Gentan

Pagi Hari di Pasar Gentan Seperti biasa, pagi itu santri pergi ke pasar. Pasar Gentan namanya. Bagi yang sedang dapat piket masak, pagi itu mereka harus pergi ke pasar. Buat apa? Buat cari bahan untuk di masak. Pasar ini termasuk lama. Cuma bangunannya aja yang termasuk baru. Soalnya habis direnovasi sekitar lebih kurang 4-5 tahunan sebelum tulisan ini di tulis. Pasar ini terletak di pinggir Jalan Kaliurang km 10an. Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di pasar ini menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Ada sayur mayur, buah-buahan, daging ayam, ikan segar, bumbu dapur, dan beberapa stand jajanan pasar. Biasanya, Kami, santri yang sedang belanja ke pasar di amanahi titipan teman. Apa titipannya? Suruh beliin pukis, kalau nggak bubur kacang ijo. Jadilah belanja agak lama di pasar. Tapi tak apalah, nanti juga dapat bagian karena udah beliin. Haha. Tapi, di pasar ini saya sadar. Bahwa kehidupan memang keras. Pagi buta mereka sudah beran...